Senin, 27 Oktober 2014

Standar Tanam Merjosari Menurut PPS.Org

Standar Taman Merjosari

Standarisasi taman berdasarkan dengan standar www.pps.org.

           Dalam pembuatan taman selain kita harus memperhatikan bentuk atau desain dan estetika kita juga harus memperhatikan ruang publik pada taman tersebut. Standar ruang publik yang baik menurut pps.org diantaranya :

  • Akses & Hubungan 
Sebuah ruang publik yang baik yaitu mudah untuk didatangi oleh pengunjung, meskipun jaraknya jauh atau dekat. Tepi ruang publik akan lebih menarik dan lebih aman juka terdapat deretan bangunan disepanjang tepi ruang publik.
  • Kenyamanan & Pemandangan 
Ruang publik dapat dikatakan baik jika dapat menimbulkan rasa nyaman terhapat para pengunjung. Rasa nyaman disini meliputi keselamatan, kebersihan, dan ketersediaan tempat duduk hal ini dikarenakan umumnya memberikan orang pilihan untuk duduk di mana mereka inginkan.
  • Penggunaan & Kegiatan 
Kegiatan atau peruntukan ruang publik sangat penting, karena dapat memberikan alasan terhadap pengunjung untuk datang dan kembali lagi. Ketika ruang publik tersebut kosong berarti terdapat sesuatu yang salah terhadap ruang publik tersebut. Semakin banyak kegiatan yang akan dilakukan orang-orang (dari berbagai usia) baik pada saat pagi hari maupun malam hari maka semakin besar kesempatan untuk berpartisipasi dalamnya.
  • Keramahan 
Ketika orang melihat teman-teman, bertemu dan menyapa tetangga mereka dan merasa nyaman untuk berinteraksi dengan orang asing maka ruang publik tersebut dapat dikatakan telah berhasil untuk segi keramahan.

Publik space pada Taman Merjosari sesuai dengan standar PPS.org  
          Menurut Project for Public Spaces in New York (1984) ruang publik adalah bentuk ruang yang digunakan manusia secara bersama-sama berupa jalan, pedestrian, taman-taman, plaza, fasilitas transportasi umum (halte) dan museum. Sedangkan menurut Roger Scurton (1984) setiap ruang publik memiliki makna sebagai berikut: sebuah lokasi yang didesain seminimal apapun, memiliki akses yang besar terhadap lingkungan sekitar, tempat bertemunya manusia/pengguna ruang publik dan perilaku masyarakat pengguna ruang publik satu sama lain mengikuti norma-norma yang berlaku setempat.
           Di kota Malang terdapat banyak ruang publik salah satunya adalah taman Merjosari. Menurut standart PPS ruang publik harus memenuhi beberapa faktor agar berhasil, yakni dari segi aksesbilitas. Ruang publik harus dapat diakses seluruh pengguna dan mencerminkan komunitas di daerah agar masyarakat disekitar dapat merasa dilibatkan terhadap aktivitas yang terjadi ditaman tersebut, selain itu juga diharapkan dapat memperkuat image dan identitas dari ruang pubik tersebut berada. Dari pengamatan yang telah saya lakukan di taman Merjosari masyarakat dapat dengan mudah mengaksesnya. Dimana letak taman yang strategis dan dekat dengan jalan umum serta pusat keramaian (disebelah pasar merjosari). 

Kriteria Perancangan Ruang Publik 
            Kriteria ruang publik yang baik biasanya dikaitkan dengan keseimbangan dinamis antara aktivitas public dan privat dalam kehidupan bersama. Carr (1992:50:84) mengemukakan usaha pengembangan ruang public yang menyangkut kegiatan :
  • Peningkatan kualitas visual
  • Pengembangan ekonomi
  • Peningkatan kualitas lingkungan
  • Untuk memenuhi kebutuhan public
  • Pengembangan citra 
Menurut Project for Public Space (http://www.pps.org) terdapat 10 keuntungan dengan terciptanya ruang public yang baik, yaitu :
  • Menarik investasi bisnis
  • Menarik wisatawan/turis
  • Menurunkan tingkat kriminalitas
  • Meningkatkan kesehatan masyarakat
  • Meningkatkan kualitas lingkungan
  • Meningkatkan penggunaan kendaraan umum
  • Meningkatkan keselamatan pejalan
  • Mendukung pengembangan ekonomi local
  • Menyediakan peluang bagi pengembangan budaya
  • Mengembangkan partisipasi masyarakat 
Jika disesuaikan denga kriteria ruang publik menurut PPS dengan yang terdapat pada Taman Merjosai yaitu :
  • Pemanfaatan dan Aktivitas (Uses and Activities )
          Adanya kegiatan didalam ruang publik akan membuat orang berkeinginan untuk datang kembali. Jika tidak ada kegiatan yang dapat dilakukan di dalam ruang publik tersebut maka akan menjadi kepi dan akhirnya tidak ada orang yang ingin datang kembali. Pada taman Merjosari pemanfaatan masyarakat akan taman Merjosari sudah terasa. Hal ini dapat dilihat dari antusian masyarakat yang datang ketaman Merjosari baik untuk tempat mengerjakan tugas, berolahraga, maupun hanya sekedar mengusi waktu luang dengan keluarga.
  • Aksesibilitas dan Keterkaitan ( Acces and Linkages )
         Sebuah ruang publik yang baik harus mudah diakses baik dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum, mudah dijangkau, tersedianya ruang atau tempat parkir. Tepi ruang juga penting : Misalnya, adanya toko-toko yang berjajar disepanjang jalan akan lebih menarik dan umumnya lebih aman dari pada berjalan dengan tanah kosong atau dinding kosong. Akses menuju taman Merjosari dapat dikatakan baik karena berada disebelah jalan raya yang dapat dilalui oleh kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Namun untuk tempat parkir pada taman Merjosari ini kurang baik. Dikarenakan hanya terdapat tempat parkir untuk sepeda motor, itupun masih belum tertata rapi. Sedangkan untuk pengunjung yang membawa kendaraan mobil harus memarkirkan mobilnya ditempat parkir pasar Merjosari.

  • Sosialisasi ( Sociability )
          Pada kriteria ini sangat sulit untuk dinilai. Namun jika orang melihat teman-teman, bertemu dan menyapa tetangga mereka dan merasa nyaman untuk berinteraksi dengan orang asing serta ruang publik tersebut sudah dapat menciptakan suasana yang diinginkan penguguna sehingga pengguna dapat saling berinteraksi maka ruang publik tersebut dapat dikatakan berhasil. Pada taman merjosari sosialisasi sudah berjalan hal ini dapat dilihat dari pengunjung yang datang ketaman Merjosari ini saling menyapa satu sama lain.

  • Kenyamanan dan Image (Comfort and Image )
              Selain itu kunci dari keberhasilan suatu ruang publik itu adalah kenyamanan dan pemandangan yang indah. Kenyamanan meliputi persepsi tentang kebersihan, keselamatan, ketersedian tempat untuk duduk di setiap sudut tempat. Menurut hasil survey di Taman Merjosari kenyamanan sudah terasa, kemudian keindahan juga dapat terasa karena kita dapat melihat gunung yang berbentuk seperti putri sedang tidur jika berada ditaman Merjosari. Namun hal yang sedikit disesalkan adalah terdapat genangan air dan kondisi taman yang sedikit gersang karena kurangnya pohon-pohon besar sebagai peneduh sehingga pada siang hari keadaan taman agak sepi, hanya terlihat beberapa orang itupun hanya duduk-duduk digazebo. Namun hal tersebut memang wajar dikarenakan proses pembangunan taman masih dalam tahap 1.


DOKUMENTASI

DAFTAR PUSTAKA
Project for Public Space . http://www.pps.org/ (online). Diakses pada 26 Oktober 2014

Bisa di download di alamat dibawah ini :
http://www.4shared.com/file/r51vFVpRce/Standar_Taman_Merjosari.html

Rabu, 28 Mei 2014

Bisnis Plan Mini Pancake Labu Kuning
Bisa di download pada alamat dibawah ini :

http://www.4shared.com/office/jSc_rNgSba/Mini_Pancake_Labu_Kuning.html

#Semoga Bermanfaat
Instagram @MOHAMMADFAIZUNADIWIJAYA

Kamis, 05 Desember 2013

PENYULUH SEBAGAI KOMUNIKATOR DALAM KOMUNIKASI AGRIBISNIS

KOMUNIKASI AGRIBISNIS
PENYULUH SEBAGAI KOMUNIKATOR DALAM KOMUNIKASI AGRIBISNIS

Description: D:\picture\LOGO FAKULTAS PERTANIAN UB\hitam_emas.jpg



Penyusun :
RISKI SABIT WIBOWO P             125040101111071
MAYANG TRISDIANAWATI      125040101111078
CYNTHIA DESY SUKSESIATI   125040101111079
MOH FAIZUN ADI WIJAYA        125040101111081

Dosen pembimbing :
BAPAK SUTOYO


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

2013



KATA PENGANTAR

                        Puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah Komunikasi Agribisnis ini dibuat untuk melengkapi tugas kuliah mata kuliah Komunikasi Agribisnis .
            Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen  yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini, serta pihak – pihak yang telah membantu  sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
            Penulis menyadari bahwa dalam  penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan,  karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna membangun perbaikan makalah yang akan datang. Penulis juga berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
           

                                                       Penulis

Malang,   September  2013


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................  i
DAFTAR ISI  ............................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG .............................................................  1
1.2 TUJUAN ...................................................................................  2
1.3 MANFAAT ..............................................................................  2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................  3

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................  6

BAB IV KESIMPULAN ..........................................................................  11
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................  12



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Komunikasi berasal dari bahasa Inggris communication, dari bahasa latin communicatus yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya.
Agribisnis berasal dari kata  Agribusiness, di mana Agriculture artinya pertanian dan  Business artinya usaha atau kegiatan yang berorientasi profit. Jadi secara sederhana Agribisnis (agribusiness) didefinisikan sebagai usaha atau kegiatan pertanian dan terkait dengan pertanian yang berorientasi profit.
Kegiatan penyuluhan pertanian adalah suatu kegiatan penyampaian informasi kepada orang lain, dengan harapan orang tersebut dapat berubah perilakunya dengan mau melaksanakan informasi yang disampaikan. Seseorang berubah perilakunya dapat disebabkan setelah berinteraksi dengan orang lain. Bila kita ingin berinteraksi dengan orang lain, maka komunikasi amat diperlukan. Sehingga informasi apa yang ingin kita sampaikan dapat diterima oleh mereka. Berbicara penyuluhan, penyuluhan adalah proses pendidikan nonformal, yang intinya ingin merubah perilaku dari sasaran penyuluhan itu. Perubahan perilaku dapat terjadi apabila terjadi interaksi penyuluh yang akan menyampaikan informasi baru dengan sasaran dengan melakukan komunikasi dengan baik. Pertanyaannya, apakah komunikasi sudah berjalan dengan baik.
Penyuluh pertanian dapat dan harus menggunakan teknik-teknik komunikasi yang paling efektif agar sasaran mau menerapkan pengetahuan baru. Melalui komunikasi yang efektif dapat menunujang keberhasilan penyuluhan pertanian.

1.2     TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pentingnya komunikasi agribisnis.
2.      Untuk mengetahui peranan penyuluh dalam komunikasi agribisnis.

1.3 MANFAAT

Pembaca mengerti dan memahami pentingnya komunikasi dalam agribisnis sekaligus peranan penyuluh di dalamnya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Definisi komunikasi

Menurut Hovland, Janis & Kelley (1953) komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).
Menurut Berelson dan Stainer (1964) Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain.
Menurut Lasswell (1960) Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?).
Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu.

2.2  Definisi Agribisnis
Agribisnis berasal dari kata  Agribusiness, di mana Agri=Agriculture artinya pertanian dan  Business artinya usaha atau kegiatan yang berorientasi profit. Jadi secara sederhana Agribisnis (agribusiness) didefinisikan sebagai usaha atau kegiatan pertanian dan terkait dengan pertanian yang berorientasi profit.
Pengertian Agribisnis Menurut Downey and Erickson (1987) dalam Saragih (1998): Agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditi pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau keseluruhan  dari mata rantai produksi, pengolahan masukan dan  keluaran produksi (agroindustri),pemasaran masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan penunjang kegiatan. Yang dimaksud dengan berhubungan adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan  usaha yang ditunjang  oleh kegiatan pertanian.

2.3  Definisi Komunikasi Agribisnis
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai pengertian komunikasi dan agribisnis, maka dapat disimpulkan bahwa:
Definisi komunikasi agribisnis adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang berkaitan dengan bisnis berbasis usaha pertanian mulai dari aspek budidaya, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. Komunikasi yang dimaksud dapat berupa hubungan timbal balik antara sesama petani, jasa transportasi serta para pedagang yang nantinya menjadi tujuan akhir dari sektor usaha agribisnis tersebut.

2.4  Definisi Komunikator
Komunikator menurut Prof. Dr. H. Hafied Cangara, M.Sc adalah pihak yang mengirim pesan pada khalayak oleh karena itu, komunikator bisa di sebut pengirim, sumber, source atau encoder. 
Sebagai pelaku utama dalam proses komunikasi, komunikasi memegang peranan penting, terutama mengendalikan jalannya komunikasi. Untuk itu, seorang komunikator harus terampil berkomunikasi, dan juga kaya ide, serta penuh daya kreativitas.

2.5  Definisi Penyuluhan
Ban (1999) menyatakan bahwa penyuluhan merupakan sebuah intervensi sosial yang melibatkan penggunaan komunikasi informasi secara sadar untuk membantu masyarakat membentuk pendapat mereka sendiri dan mengambil keputusan dengan baik .
Margono Slamet (2000) menegaskan bahwa inti dari kegiatan penyuluhan adalah untuk memberdayakan masyarakat. Memberdayakan berarti memberi daya kepada yang tidak berdaya dan atau mengembangkan daya yang sudah dimiliki menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat bagi masyarakat yang bersangkutan.
Penyuluhan sebagai proses komunikasi pembangunan, penyuluhan tidak sekadar upaya untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan, tetapi yang lebih penting dari itu adalah untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan (Mardikanto, 1987)
                                                                       BAB III
PEMBAHASAN

3.1  Pentingnya Komunikasi dalam Agribisnis
Sistem agribisnis umunya dibagi menjadi empat subsistem, yaitu subsistem hulu, kegiatan on-farm (produksi primer), jasa dan pengolahan (produksi tersier), dan hilir. Keempat subsitem agribisnis ini adalah yang dinamakan sistem pelaku agribisnis, karena merupakan pembagian subsistem berdasarkan peranan pelakunya dalam membentuk keseluruhan sistem.
Setiap subsistem agribisnis didukung oleh berbagai pihak yang terlibat di dalamnya. Subsistem penyedia sarana produksi diperankan oleh para penangkar dan penghasil benih/bibit, serta para produsen pupuk, obat-obatan pertanian. Subsistem produksi primer diperankan seluruhnya oleh para petani. Subsistem pengolahan terdiri dari para pelaku agroindustri baik industri kecil, sedang, sampai dengan yang tingkat perusahaan multi nasional. Subsistem jasa dan pemasaran diperankan oleh para pedagang dan bandar, kemudian distributor sampai dengan para pengecer dan kios. Sedangkan, subsistem terakhir (hilir) terdiri dari para konsumen produk pertanian, baik berupa hasil segar maupun olahan di dalam dan luar negeri.
Adanya komunikasi dan koordinasi yang baik antar subsistem agribisnis sangatlah penting dalam menunjang keberhasilan pengembangan agribisnis. Tidak berjalannya koordinasi antar subsistem bisa menjadi titik rawan dan simpul-simpul lemah bagi keseluruhan sistem. Dalam hal ini, ketersediaan informasi sangat besar peranannya dalam mendukung komunikasi dan koordinasi antar subsistem yang lancar. Di negara maju, untuk menjamin lancarnya informasi dan terjadinya koordinasi yang baik antar subsistem seringkali dilakukan integrasi vertikal dimana beberapa subsistem yang dirasakan memiliki potensi penyebab terjadinya biaya transaksi tinggi akhirnya seringkali diakuisisi kedalam sebuah perusahan korporasi agribisnis yang besar. Di Indonesia, idealnya jembatan komunikasi antar subsistem ini dikembangkan dalam bentuk kemitraan yang setara antar pelaku agribisnis yang memiliki kompetensi berbeda sehingga akhirnya bisa terbentuk suatu sistem koordinasi vertikal yang efektif dan efisien. Perbedaan antara integrasi vertikal dengan koordinasi vertikal adalah dalam hal kepemilikan. Terjadinya integrasi vertikal akan mendukung tumbuhnya pelaku agribisnis yang besar. Sedangkan koordinasi vertikal akan memberikan lebih banyak kesempatan pada pelaku-pelaku agribisnis yang kecil termasuk para petani untuk tetap berperan dalam keseluruhan sistem agribisnis.
Teknologi Informasi Komunikasi merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Secara sederhana teknologi informasi mempunyai tiga peranan pokok:
  1. Instrumen dalam mengoptimalkan proses pembangunan, yaitu dengan memberikan dukungan terhadap manajemen dan pelayanan kepada masyarakat.
  2. Produk dan jasa teknologi informasi merupakan komoditas yang mampu memberikan peningkatan pendapatan baik bagi perorangan, dunia usaha dan bahkan negara dalam bentuk devisa hasil eksport jasa dan produk industry telematika.
  3. Teknologi informasi bisa menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa, melalui pengembangan sistem informasi yang menghubungkan semua institusi dan area seluruh wilayah nusantara.

3.2  Peran Penyuluh dalam Komunikasi Agribisnis
Dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian maka penyuluh pertanian berperan sebagai pendidik bagi petani merupakan sarana proses pembelajaran dengan memfasilitasi petani untuk menanamkan pengertian sikap yang menguntungkan menuju penggunaan aktif mengacu kepada praktek paket teknologi pertanian yang lebih modern dari kebijakan program Pemerintah Pusat Provinsi, Kabupaten, maupun Kecamatan hingga sampai ke petani. Dalam  usaha membantu  memperlancar  proses pembelajaran dengan materi penyuluhan, penyuluh dibantu adanya kontak tani. Petani juga melakukan proses belajamya bersama anggota kelompok tani sebagai kelas kelompok petani menjadikan fungsi kelompok sebagai wadah kelas belajar bersama bagi petani.
1.    Berperan sebagai pendidik, memberikan pengetahuan atau cara-cara baru dalam kegiatan usahatani, agar petani terarah dalam melakukan kegiatan usahataninya, meningkatkan hasil dan mengatasi kegagalan-kegagalan dalam usahataninya.
2.   Penyuluh sebagai Pemimpin
Dilihat dari peranan penyuluh pertanian sebagai pemimpin memiliki peranan sangat penting untuk membawa perubahan petani dalam cara berpikir dan cara kerja. Penyuluh pertanian tidak saja mengajarkan teori melainkan penyuluh juga sebagai seorang yang memimpin dalam pelaksanaan praktek membimbing petani, mengajarkan keterampilan yang tepat, membawa petani untuk memperoleh sarana usahatani yang bermanfaat serta untuk dapat petani mengetahui lebih banyak tentang segala sesuatu inovasi pertanian.
3.    Penyuluh sebagai Penasehat
Penyuluh pertanian dalam menjalankan tugasnya juga sebagai penasehat didalam melakukan pendekatan dengan petani. Penyuluh harus memperhatikan terlebih dahulu cara berkomunikasi yang baik dalam menyampaikan materinya dengan menyesuaikan kemampuan petani yang akan dipengaruhi tersebut, agar materinya yang disampaikan nantinya dapat diterima dengan baik oleh petani. Namun, terkadang penyuluh juga tidak dapat memungkiri bahwasanya tidak semua petani dapat menerima dari apa yang disuluhkan selama ini dan menjadi hambatan bagi penyuluh itu sendiri akan keterbatasan petani.
Untuk mempermudah perannya sebagai komunikator, maka pada umumnya para penyuluh menggunakan beberapa metode pendekatan, yaitu :
a.    Metode pendekatan massa (mass approach method)
Cara pendekatan komunikasi ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan awal serta kesadaran bagi petani tentang suatu inovasi yang berguna dalam meningkatkan hasil produksi usahatani mereka. Penyampaian pesan melalui cara ini biasanya disampaikan dalam pertemuan massal, melalui media massa: televisi, koran, film dan sebagainya. Pendekatan ini kurang efektif bagi petani-petani di Indonesia umumnya dan di Nusa Tenggara Timur khususnya, karena beberapa faktor berikut: (a) tidak bisa dipantau ataupun dievaluasi secara pasti keberhasilan yang telah dicapai oleh para petani; (b) wilayah jangkauan pendekatan sasaran terlalu luas; (c) rendahnya daya tangkap masyarakat petani, karena mereka rata-rata berpendidikan sangat rendah; dan (d) harga beberapa media yang digunakan seperti televisi dan koran sangat sulit dijangkau oleh tingkat ekonomi para petani.
b.   Metode pendekatan kelompok (group approach method)
Cara pendekatan komunikasi ini dilakukan melalui penyampaian informasi inovasi kepada petani yang tergabung dalam kelompok-kelompok petani, baik kelompok-kelompok petani tradisional, seperti Subak di Bali dan kelompok-kelompok petani yang sengaja dibentuk untuk tujuan-tujuan tertentu, seperti kelompnecapir di TVRI, Kelompok Tani dan Nelayan, Kelompok Swadaya Masyarakat, dan sebagainya. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu: (a) penyebaran inovasi teknologi dapat dipantau atau dievaluasi secara baik karena jumlah anggota sasarannya jelas; (b) Diantara anggota kelompok dapat saling bertukar informasi; (c) antara anggota kelompok dapat dilakukan reward and punishment system secara efektif dan efisien; dan (d) lebih menghemat biaya, tenaga dan waktu, tetap akan diperoleh hasil yang jauh lebih baik. Sebaliknya, pendekatan kelompok juga mempunyai beberapa kelemahan, sebagai berikut: (a) jika manajemen kelompok kurang baik, maka akan terjadi penyimpangan; (b) komunikasi akan tidak efektif jika jenis usaha anggota kelompok beragam; dan (c) kemungkinan akan muncul kaum elit tertentu dalam kelompok apabila tidak diarahkan secara baik sehingga akan menghambat kehidupan berdemokrasi kelompok.
c.    Metode pendekatan individu (personal approach method)
       Cara pendekatan ini dilakukan dengan cara mengunjungi para petani satu per satu, baik ke rumah petani maupun di kebun petani ataupun tempat-tempat tertentu yang memungkinkan untuk dilakukan komunikasi inovasi. Keuntungan-keuntung an dari metode pendekatan perorangan, antara lain: (a) petani yang dikunjungi seorang petugas merasa dihargai oleh petugas yang melakukan komunikasi pertanian; (b) meningkatkan kepercayaan diri petani karena komunikasi ini dapat dilakukan dari hati ke hati; (c) petani dapat menyampaikan segala macam keluhan/masukan- masukan bagi petugas/penyuluh tanpa merasa canggung dan malu dengan sesama teman petani; (d) petugas/penyuluh dapat menggali semua masalah serta kebutuhan maupun hambatan-hambatan yang dihadapi petani selama berusahatani; dan (e) petugas/penyuluh dapat memberikan informasi yang cocok dengan kebutuhan serta masalah petani pada saat itu.  Sebaliknya, metode pendekatan ini juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain: (a) tidak bisa menjangkau petani dalam jumlah yang banyak; (b) memakan waktu yang lama; (c) membutuhkan biaya yang tinggi; dan (d) membutuhkan banyak tenaga petugas/penyuluh.
d.   Metode Pendekatan Materi
        Berdasarkan cara penyajian inovasi dalam rangka lebih menjamin efektivitas hasil komunikasi (khususnya dalam pertemuan kelompok), maka digunakan pendekatan gabungan berikut: (a) ceramah, diskusi dan tanya jawab; (b) demonstrasi cara dan demonstrasi hasil; dan (c) penggunaan alat bantu flipchart dan folder. Penggunaan metode gabungan ini cukup efektif, baik dalam mewujudkan komunikasi dua arah (two-way traffic communication) maupun peningkatan pemahaman serta kemampuan menerapkan inovasi yang diberikan. Dengan demikian, para petani akan lebih memahami dan mengerti tentang cara-cara menerapkan inovasi dalam praktek usahatani mereka.








BAB IV
KESIMPULAN

Komunikasi agribisnis adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang berkaitan dengan bisnis berbasis usaha pertanian mulai dari aspek budidaya, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. Adanya komunikasi dan koordinasi yang baik antar subsistem agribisnis sangatlah penting dalam menunjang keberhasilan pengembangan agribisnis. Tidak berjalannya koordinasi antar subsistem bisa menjadi titik rawan dan simpul-simpul lemah bagi keseluruhan sistem. Dan adanya peran penyuluh yang kita kenal selama ini adalah sebagai pemimpin, penasehan dan juga pendidik.













DAFTAR PUSTAKA

Anurudin, Mohamad. 2012. Komunikasi Agribisnis. http://mohamad-ilmu.blogspot.com/2012/03/komunikasi-agribisnis.html. Diakses tanggal 16 September 2013.
Dimianti. 2012. Peran Komunikasi dalam Sektor Agribisnishttp://dimykenzha.blogspot.com/2012/03/peran-komunikasi-dalam-sektor.html. Diakses tanggal 16 September 2013.
Hermanto. 1998. IkIim Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Jayanti. Risma. 2012. Penyuluhan.  http://rismajayanti.wordpress.com/2012/01/15/penyuluhan/.Diakses tanggal 15 September 2013.
Kartasapoetra. A. G. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi
Aksara. Jakarta.
Soedijanto, U. 2004. Menata Kembali Penyuluhan Pertanian di Era
Agribisnis. Departemen Pertanian. Jakarta.
Suhardiyono. 1992. Petunjuk Bagi Penyuluh Pertanian. Eriangga.
Jakarta.
Tiara, Gita. 2013. Manfaat Teknologi dan Informasi serta Komunikasi dalam Pertanian. http://gitatiaraa.blogspot.com/2013/04/manfaat-teknologi-informasi-dan.html. Diakses tanggal 16 Septembar 2013.
Turni. Hendarto. 2009. Pengertian Penyuluhan. http://turindraatp.blogspot.com/2009/06/pengertian-penyuluhan.html. Diakses tanggal 15 September 2013.
Wardani. Dika. 2012. Komunikasi Agribisnis. http://miftahulhandika.blogspot.com/2012/11/komunikasi-agribisnis.html. Diakses tanggal 15 September 2013.


 
Copyright 2009 Mohammad Faizun Adi Wijaya. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemesfree