Kamis, 05 Desember 2013

PENYULUH SEBAGAI KOMUNIKATOR DALAM KOMUNIKASI AGRIBISNIS

KOMUNIKASI AGRIBISNIS
PENYULUH SEBAGAI KOMUNIKATOR DALAM KOMUNIKASI AGRIBISNIS

Description: D:\picture\LOGO FAKULTAS PERTANIAN UB\hitam_emas.jpg



Penyusun :
RISKI SABIT WIBOWO P             125040101111071
MAYANG TRISDIANAWATI      125040101111078
CYNTHIA DESY SUKSESIATI   125040101111079
MOH FAIZUN ADI WIJAYA        125040101111081

Dosen pembimbing :
BAPAK SUTOYO


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

2013



KATA PENGANTAR

                        Puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah Komunikasi Agribisnis ini dibuat untuk melengkapi tugas kuliah mata kuliah Komunikasi Agribisnis .
            Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen  yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini, serta pihak – pihak yang telah membantu  sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
            Penulis menyadari bahwa dalam  penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan,  karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna membangun perbaikan makalah yang akan datang. Penulis juga berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
           

                                                       Penulis

Malang,   September  2013


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................  i
DAFTAR ISI  ............................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG .............................................................  1
1.2 TUJUAN ...................................................................................  2
1.3 MANFAAT ..............................................................................  2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................  3

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................  6

BAB IV KESIMPULAN ..........................................................................  11
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................  12



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Komunikasi berasal dari bahasa Inggris communication, dari bahasa latin communicatus yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya.
Agribisnis berasal dari kata  Agribusiness, di mana Agriculture artinya pertanian dan  Business artinya usaha atau kegiatan yang berorientasi profit. Jadi secara sederhana Agribisnis (agribusiness) didefinisikan sebagai usaha atau kegiatan pertanian dan terkait dengan pertanian yang berorientasi profit.
Kegiatan penyuluhan pertanian adalah suatu kegiatan penyampaian informasi kepada orang lain, dengan harapan orang tersebut dapat berubah perilakunya dengan mau melaksanakan informasi yang disampaikan. Seseorang berubah perilakunya dapat disebabkan setelah berinteraksi dengan orang lain. Bila kita ingin berinteraksi dengan orang lain, maka komunikasi amat diperlukan. Sehingga informasi apa yang ingin kita sampaikan dapat diterima oleh mereka. Berbicara penyuluhan, penyuluhan adalah proses pendidikan nonformal, yang intinya ingin merubah perilaku dari sasaran penyuluhan itu. Perubahan perilaku dapat terjadi apabila terjadi interaksi penyuluh yang akan menyampaikan informasi baru dengan sasaran dengan melakukan komunikasi dengan baik. Pertanyaannya, apakah komunikasi sudah berjalan dengan baik.
Penyuluh pertanian dapat dan harus menggunakan teknik-teknik komunikasi yang paling efektif agar sasaran mau menerapkan pengetahuan baru. Melalui komunikasi yang efektif dapat menunujang keberhasilan penyuluhan pertanian.

1.2     TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pentingnya komunikasi agribisnis.
2.      Untuk mengetahui peranan penyuluh dalam komunikasi agribisnis.

1.3 MANFAAT

Pembaca mengerti dan memahami pentingnya komunikasi dalam agribisnis sekaligus peranan penyuluh di dalamnya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Definisi komunikasi

Menurut Hovland, Janis & Kelley (1953) komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).
Menurut Berelson dan Stainer (1964) Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain.
Menurut Lasswell (1960) Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?).
Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu.

2.2  Definisi Agribisnis
Agribisnis berasal dari kata  Agribusiness, di mana Agri=Agriculture artinya pertanian dan  Business artinya usaha atau kegiatan yang berorientasi profit. Jadi secara sederhana Agribisnis (agribusiness) didefinisikan sebagai usaha atau kegiatan pertanian dan terkait dengan pertanian yang berorientasi profit.
Pengertian Agribisnis Menurut Downey and Erickson (1987) dalam Saragih (1998): Agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditi pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau keseluruhan  dari mata rantai produksi, pengolahan masukan dan  keluaran produksi (agroindustri),pemasaran masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan penunjang kegiatan. Yang dimaksud dengan berhubungan adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan  usaha yang ditunjang  oleh kegiatan pertanian.

2.3  Definisi Komunikasi Agribisnis
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai pengertian komunikasi dan agribisnis, maka dapat disimpulkan bahwa:
Definisi komunikasi agribisnis adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang berkaitan dengan bisnis berbasis usaha pertanian mulai dari aspek budidaya, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. Komunikasi yang dimaksud dapat berupa hubungan timbal balik antara sesama petani, jasa transportasi serta para pedagang yang nantinya menjadi tujuan akhir dari sektor usaha agribisnis tersebut.

2.4  Definisi Komunikator
Komunikator menurut Prof. Dr. H. Hafied Cangara, M.Sc adalah pihak yang mengirim pesan pada khalayak oleh karena itu, komunikator bisa di sebut pengirim, sumber, source atau encoder. 
Sebagai pelaku utama dalam proses komunikasi, komunikasi memegang peranan penting, terutama mengendalikan jalannya komunikasi. Untuk itu, seorang komunikator harus terampil berkomunikasi, dan juga kaya ide, serta penuh daya kreativitas.

2.5  Definisi Penyuluhan
Ban (1999) menyatakan bahwa penyuluhan merupakan sebuah intervensi sosial yang melibatkan penggunaan komunikasi informasi secara sadar untuk membantu masyarakat membentuk pendapat mereka sendiri dan mengambil keputusan dengan baik .
Margono Slamet (2000) menegaskan bahwa inti dari kegiatan penyuluhan adalah untuk memberdayakan masyarakat. Memberdayakan berarti memberi daya kepada yang tidak berdaya dan atau mengembangkan daya yang sudah dimiliki menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat bagi masyarakat yang bersangkutan.
Penyuluhan sebagai proses komunikasi pembangunan, penyuluhan tidak sekadar upaya untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan, tetapi yang lebih penting dari itu adalah untuk menumbuh kembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan (Mardikanto, 1987)
                                                                       BAB III
PEMBAHASAN

3.1  Pentingnya Komunikasi dalam Agribisnis
Sistem agribisnis umunya dibagi menjadi empat subsistem, yaitu subsistem hulu, kegiatan on-farm (produksi primer), jasa dan pengolahan (produksi tersier), dan hilir. Keempat subsitem agribisnis ini adalah yang dinamakan sistem pelaku agribisnis, karena merupakan pembagian subsistem berdasarkan peranan pelakunya dalam membentuk keseluruhan sistem.
Setiap subsistem agribisnis didukung oleh berbagai pihak yang terlibat di dalamnya. Subsistem penyedia sarana produksi diperankan oleh para penangkar dan penghasil benih/bibit, serta para produsen pupuk, obat-obatan pertanian. Subsistem produksi primer diperankan seluruhnya oleh para petani. Subsistem pengolahan terdiri dari para pelaku agroindustri baik industri kecil, sedang, sampai dengan yang tingkat perusahaan multi nasional. Subsistem jasa dan pemasaran diperankan oleh para pedagang dan bandar, kemudian distributor sampai dengan para pengecer dan kios. Sedangkan, subsistem terakhir (hilir) terdiri dari para konsumen produk pertanian, baik berupa hasil segar maupun olahan di dalam dan luar negeri.
Adanya komunikasi dan koordinasi yang baik antar subsistem agribisnis sangatlah penting dalam menunjang keberhasilan pengembangan agribisnis. Tidak berjalannya koordinasi antar subsistem bisa menjadi titik rawan dan simpul-simpul lemah bagi keseluruhan sistem. Dalam hal ini, ketersediaan informasi sangat besar peranannya dalam mendukung komunikasi dan koordinasi antar subsistem yang lancar. Di negara maju, untuk menjamin lancarnya informasi dan terjadinya koordinasi yang baik antar subsistem seringkali dilakukan integrasi vertikal dimana beberapa subsistem yang dirasakan memiliki potensi penyebab terjadinya biaya transaksi tinggi akhirnya seringkali diakuisisi kedalam sebuah perusahan korporasi agribisnis yang besar. Di Indonesia, idealnya jembatan komunikasi antar subsistem ini dikembangkan dalam bentuk kemitraan yang setara antar pelaku agribisnis yang memiliki kompetensi berbeda sehingga akhirnya bisa terbentuk suatu sistem koordinasi vertikal yang efektif dan efisien. Perbedaan antara integrasi vertikal dengan koordinasi vertikal adalah dalam hal kepemilikan. Terjadinya integrasi vertikal akan mendukung tumbuhnya pelaku agribisnis yang besar. Sedangkan koordinasi vertikal akan memberikan lebih banyak kesempatan pada pelaku-pelaku agribisnis yang kecil termasuk para petani untuk tetap berperan dalam keseluruhan sistem agribisnis.
Teknologi Informasi Komunikasi merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Secara sederhana teknologi informasi mempunyai tiga peranan pokok:
  1. Instrumen dalam mengoptimalkan proses pembangunan, yaitu dengan memberikan dukungan terhadap manajemen dan pelayanan kepada masyarakat.
  2. Produk dan jasa teknologi informasi merupakan komoditas yang mampu memberikan peningkatan pendapatan baik bagi perorangan, dunia usaha dan bahkan negara dalam bentuk devisa hasil eksport jasa dan produk industry telematika.
  3. Teknologi informasi bisa menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa, melalui pengembangan sistem informasi yang menghubungkan semua institusi dan area seluruh wilayah nusantara.

3.2  Peran Penyuluh dalam Komunikasi Agribisnis
Dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian maka penyuluh pertanian berperan sebagai pendidik bagi petani merupakan sarana proses pembelajaran dengan memfasilitasi petani untuk menanamkan pengertian sikap yang menguntungkan menuju penggunaan aktif mengacu kepada praktek paket teknologi pertanian yang lebih modern dari kebijakan program Pemerintah Pusat Provinsi, Kabupaten, maupun Kecamatan hingga sampai ke petani. Dalam  usaha membantu  memperlancar  proses pembelajaran dengan materi penyuluhan, penyuluh dibantu adanya kontak tani. Petani juga melakukan proses belajamya bersama anggota kelompok tani sebagai kelas kelompok petani menjadikan fungsi kelompok sebagai wadah kelas belajar bersama bagi petani.
1.    Berperan sebagai pendidik, memberikan pengetahuan atau cara-cara baru dalam kegiatan usahatani, agar petani terarah dalam melakukan kegiatan usahataninya, meningkatkan hasil dan mengatasi kegagalan-kegagalan dalam usahataninya.
2.   Penyuluh sebagai Pemimpin
Dilihat dari peranan penyuluh pertanian sebagai pemimpin memiliki peranan sangat penting untuk membawa perubahan petani dalam cara berpikir dan cara kerja. Penyuluh pertanian tidak saja mengajarkan teori melainkan penyuluh juga sebagai seorang yang memimpin dalam pelaksanaan praktek membimbing petani, mengajarkan keterampilan yang tepat, membawa petani untuk memperoleh sarana usahatani yang bermanfaat serta untuk dapat petani mengetahui lebih banyak tentang segala sesuatu inovasi pertanian.
3.    Penyuluh sebagai Penasehat
Penyuluh pertanian dalam menjalankan tugasnya juga sebagai penasehat didalam melakukan pendekatan dengan petani. Penyuluh harus memperhatikan terlebih dahulu cara berkomunikasi yang baik dalam menyampaikan materinya dengan menyesuaikan kemampuan petani yang akan dipengaruhi tersebut, agar materinya yang disampaikan nantinya dapat diterima dengan baik oleh petani. Namun, terkadang penyuluh juga tidak dapat memungkiri bahwasanya tidak semua petani dapat menerima dari apa yang disuluhkan selama ini dan menjadi hambatan bagi penyuluh itu sendiri akan keterbatasan petani.
Untuk mempermudah perannya sebagai komunikator, maka pada umumnya para penyuluh menggunakan beberapa metode pendekatan, yaitu :
a.    Metode pendekatan massa (mass approach method)
Cara pendekatan komunikasi ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan awal serta kesadaran bagi petani tentang suatu inovasi yang berguna dalam meningkatkan hasil produksi usahatani mereka. Penyampaian pesan melalui cara ini biasanya disampaikan dalam pertemuan massal, melalui media massa: televisi, koran, film dan sebagainya. Pendekatan ini kurang efektif bagi petani-petani di Indonesia umumnya dan di Nusa Tenggara Timur khususnya, karena beberapa faktor berikut: (a) tidak bisa dipantau ataupun dievaluasi secara pasti keberhasilan yang telah dicapai oleh para petani; (b) wilayah jangkauan pendekatan sasaran terlalu luas; (c) rendahnya daya tangkap masyarakat petani, karena mereka rata-rata berpendidikan sangat rendah; dan (d) harga beberapa media yang digunakan seperti televisi dan koran sangat sulit dijangkau oleh tingkat ekonomi para petani.
b.   Metode pendekatan kelompok (group approach method)
Cara pendekatan komunikasi ini dilakukan melalui penyampaian informasi inovasi kepada petani yang tergabung dalam kelompok-kelompok petani, baik kelompok-kelompok petani tradisional, seperti Subak di Bali dan kelompok-kelompok petani yang sengaja dibentuk untuk tujuan-tujuan tertentu, seperti kelompnecapir di TVRI, Kelompok Tani dan Nelayan, Kelompok Swadaya Masyarakat, dan sebagainya. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu: (a) penyebaran inovasi teknologi dapat dipantau atau dievaluasi secara baik karena jumlah anggota sasarannya jelas; (b) Diantara anggota kelompok dapat saling bertukar informasi; (c) antara anggota kelompok dapat dilakukan reward and punishment system secara efektif dan efisien; dan (d) lebih menghemat biaya, tenaga dan waktu, tetap akan diperoleh hasil yang jauh lebih baik. Sebaliknya, pendekatan kelompok juga mempunyai beberapa kelemahan, sebagai berikut: (a) jika manajemen kelompok kurang baik, maka akan terjadi penyimpangan; (b) komunikasi akan tidak efektif jika jenis usaha anggota kelompok beragam; dan (c) kemungkinan akan muncul kaum elit tertentu dalam kelompok apabila tidak diarahkan secara baik sehingga akan menghambat kehidupan berdemokrasi kelompok.
c.    Metode pendekatan individu (personal approach method)
       Cara pendekatan ini dilakukan dengan cara mengunjungi para petani satu per satu, baik ke rumah petani maupun di kebun petani ataupun tempat-tempat tertentu yang memungkinkan untuk dilakukan komunikasi inovasi. Keuntungan-keuntung an dari metode pendekatan perorangan, antara lain: (a) petani yang dikunjungi seorang petugas merasa dihargai oleh petugas yang melakukan komunikasi pertanian; (b) meningkatkan kepercayaan diri petani karena komunikasi ini dapat dilakukan dari hati ke hati; (c) petani dapat menyampaikan segala macam keluhan/masukan- masukan bagi petugas/penyuluh tanpa merasa canggung dan malu dengan sesama teman petani; (d) petugas/penyuluh dapat menggali semua masalah serta kebutuhan maupun hambatan-hambatan yang dihadapi petani selama berusahatani; dan (e) petugas/penyuluh dapat memberikan informasi yang cocok dengan kebutuhan serta masalah petani pada saat itu.  Sebaliknya, metode pendekatan ini juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain: (a) tidak bisa menjangkau petani dalam jumlah yang banyak; (b) memakan waktu yang lama; (c) membutuhkan biaya yang tinggi; dan (d) membutuhkan banyak tenaga petugas/penyuluh.
d.   Metode Pendekatan Materi
        Berdasarkan cara penyajian inovasi dalam rangka lebih menjamin efektivitas hasil komunikasi (khususnya dalam pertemuan kelompok), maka digunakan pendekatan gabungan berikut: (a) ceramah, diskusi dan tanya jawab; (b) demonstrasi cara dan demonstrasi hasil; dan (c) penggunaan alat bantu flipchart dan folder. Penggunaan metode gabungan ini cukup efektif, baik dalam mewujudkan komunikasi dua arah (two-way traffic communication) maupun peningkatan pemahaman serta kemampuan menerapkan inovasi yang diberikan. Dengan demikian, para petani akan lebih memahami dan mengerti tentang cara-cara menerapkan inovasi dalam praktek usahatani mereka.








BAB IV
KESIMPULAN

Komunikasi agribisnis adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang berkaitan dengan bisnis berbasis usaha pertanian mulai dari aspek budidaya, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. Adanya komunikasi dan koordinasi yang baik antar subsistem agribisnis sangatlah penting dalam menunjang keberhasilan pengembangan agribisnis. Tidak berjalannya koordinasi antar subsistem bisa menjadi titik rawan dan simpul-simpul lemah bagi keseluruhan sistem. Dan adanya peran penyuluh yang kita kenal selama ini adalah sebagai pemimpin, penasehan dan juga pendidik.













DAFTAR PUSTAKA

Anurudin, Mohamad. 2012. Komunikasi Agribisnis. http://mohamad-ilmu.blogspot.com/2012/03/komunikasi-agribisnis.html. Diakses tanggal 16 September 2013.
Dimianti. 2012. Peran Komunikasi dalam Sektor Agribisnishttp://dimykenzha.blogspot.com/2012/03/peran-komunikasi-dalam-sektor.html. Diakses tanggal 16 September 2013.
Hermanto. 1998. IkIim Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Jayanti. Risma. 2012. Penyuluhan.  http://rismajayanti.wordpress.com/2012/01/15/penyuluhan/.Diakses tanggal 15 September 2013.
Kartasapoetra. A. G. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi
Aksara. Jakarta.
Soedijanto, U. 2004. Menata Kembali Penyuluhan Pertanian di Era
Agribisnis. Departemen Pertanian. Jakarta.
Suhardiyono. 1992. Petunjuk Bagi Penyuluh Pertanian. Eriangga.
Jakarta.
Tiara, Gita. 2013. Manfaat Teknologi dan Informasi serta Komunikasi dalam Pertanian. http://gitatiaraa.blogspot.com/2013/04/manfaat-teknologi-informasi-dan.html. Diakses tanggal 16 Septembar 2013.
Turni. Hendarto. 2009. Pengertian Penyuluhan. http://turindraatp.blogspot.com/2009/06/pengertian-penyuluhan.html. Diakses tanggal 15 September 2013.
Wardani. Dika. 2012. Komunikasi Agribisnis. http://miftahulhandika.blogspot.com/2012/11/komunikasi-agribisnis.html. Diakses tanggal 15 September 2013.


contoh soal persamaan akutansi

Pada tanggal 1 Juli 2012, Kantor Akuntan Publik (KAP) Zamroni mempunya aktiva dan kewajiban sebagai berikut: kas Rp 1.000.000, piutang usaha Rp 3.200.000, perlengkapan Rp 850.000, tanah Rp 10.000.000, dan utang usaha Rp 1.530.000. Kantor Akuntan Publik (KAP) Zamroni merupakan perusahaan perorangan yang dijalankan oleh Oni Zamroni.
Saat ini, ruang dan peralatan kantor disewa dari pihak lain sambil menunggu pembangunan kompleks perkantoran di atas tanah yang dibelinya tahun lalu. Transaksi yang terjadi selama bulan Juli 2012 adalah sebagai berikut:
  1. Diterima kas dari klien atas jasa yang diberikan, Rp 3.928.000,-
  2. Pembayaran kepada kreditor, Rp 1.055.000,-
  3. Diterima kas dari Oni Zamroni sebagai tambahan investasi sebesar Rp 3.700.000,-
  4. Dibayar sewa kantor untuk satu bulan Rp 1.200.000,-
  5. Mengirimkan invoice atas jasa audit kepada klien sebesar Rp 2.025.000,- secara kredit.
  6. Diberi perlengkapan kantor secara kredit Rp 245.000,-
  7. Diterima kas atas penagihan piutang kepada klien Rp 3.000.000,-
  8. Diterima tagihan dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Ismail atas bantuan jasa audit sebesar Rp 1.635.000,- (jatuh tempo pada 10 Agustus 2012)
  9. Dilakukan pembayaran atas: beban upah Rp 850.000, beban jasa cetak laporan Rp 250.000, beban utilitas (telepon, listrik, air) Rp 325.000,- dan beban lain-lain sebesar Rp 75.000.000,-
  10. Telah dilakukan inventarisir atas perlengkapan kantor dengan nilai sisa Rp 980.000. Oleh karena itu, selama bulan Juli 2012 nilai perlengkapan yang terpakai sebesar Rp 115.000,-
  11. Oni Zamroni melakukan penarikan uang tunai sebesar Rp 1.000.000,- untuk keperluan pribadi.
Pertanyaan
  1. Tentukan jumlah ekuitas pemilik (modal Oni Zamroni) pada tanggal 1 Juli 2012.
  2. Buatlah persamaan akuntansi dari transaksi di atas.
  3. Siapkan laporan laba-rugi, laporan ekuitas pemilik bulan Juli 2012, dan neraca per 31 Juli 2012.

Jawaban

1.      Aktiva – Kewajiban = Ekuitas Pemilik (modal Oni Zamroni)
Rp 15.000.000 – Rp 1.530.000 = Rp 13.520.000


2.       
Dalam ribuan (000)

Keterangan
Aktiva
=
Kewajiban
+
Ekuitas Pemilik
Kas
+
Piutang Usaha
+
Perlengkapan
+
Tanah
=
Utang Usaha
+
Modal Oni Zamroni
Saldo
1.000
3.200
850
10.000
1.530
13.520
a. Pendapatan honor
3.928
3.928
Saldo
4.928
3.200
850
10.000
1.530
17.448
b. Bayar kreditor
(1.055)
(1.055)
Saldo
3.873
3.200
850
10.000
475
17.448
c. Investasi
3.700
3.700
Saldo
7.573
3.200
850
10.000
475
21.148
d. Beban sewa
(1.200)
(1.200)
Saldo
6.373
3.200
850
10.000
475
19.948
e. Pendapatan honor
2.025
2.025
Saldo
6.373
5.225
850
10.000
475
21.973
f. Beli perlengkapan
245
245
Saldo
6.373
5.225
1.095
10.000
720
21.973
g. Penerimaan kas
3.000
(3.000)
Saldo
9.373
2.225
1.095
10.000
720
21.973
h. Bantuan audit
1.635
(1.635)
Saldo
9.373
2.225
1.095
10.000
2.355
20.338
i. Beban upah
(1.500)
(850)
Beban jasa cetak
(250)
Beban utilitas
(325)
Beban lain-lain
(75)
Saldo
7.873
2.225
1.095
10.000
2.355
18.838
j. Beban perlengkapan
(115)
(115)
Saldo
7.873
2.225
980
10.000
2.355
18.723
k. Penarikan pemilik
(1.000)
(1.000)
6.873
2.225
980
10.000
2.355
17.723
2. Persamaan akuntansi.

3. Laporan laba-rugi, laporan ekuitas pemilik, dan neraca.
Kantor Akuntan Publik (KAP) Zamroni
Laporan Laba-rugi
Untuk Bulan yang Berakhir 31 Juli 2012
Pendapatan honor
          5.953.000
Beban operasi:
Beban bantuan audit
          1.635.000
Beban sewa
          1.200.000
Beban upah
              850.000
Beban utilitas
              325.000
Beban jasa cetak
              250.000
Beban perlengkapan
              115.000
Beban lain-lain
                75.000
Total Beban operasi
          4.450.000
Laba Bersih
          1.503.000
Kantor Akuntan Publik (KAP) Zamroni
Laporan Ekuitas Pemilik
Untuk Bulan yang Berakhir 31 Juli 2012
Modal Oni Zamroni, 1 Juli 2012
        13.520.000
Tambahan investasi oleh pemilik
          3.700.000
Laba bersih bulan berjalan
          1.503.000
          5.203.000
Dikurang penarikan
        (1.000.000)
          4.203.000
Kenaikan ekuitas pemilik
Modal Oni Zamroni, 31 Juli 2012
        17.723.000



Kantor Akuntan Publik (KAP) Zamroni
Neraca
Per 31 Juli 2012
Aktiva
Kas
          6.873.000
Piutang usaha
          2.225.000
Perlengkapan
              980.000
Tanah
        10.000.000
Total Aktiva
        20.078.000
Kewajiban
Utang usaha
          2.355.000
Ekuitas Pemilik
Modal Oni Zamroni
        17.723.000
Total Kewajiban dan Ekuitas Pemilik
        20.078.000



Daftar pustaka :
Anonymous, 2013. http://www.akuntansiitumudah.com/contoh-soal-persamaan-akuntansi/.(diakses tanggal 16/9/2013)


 
Copyright 2009 Mohammad Faizun Adi Wijaya. Powered by Blogger
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress by Wpthemesfree